Dalam salah satu
gerakan khas tari balet, yaitu gerakan berputar (pirouette), ada beberapa konsep fisika yang dipakai, diantaranya
momentum (p), torsi (τ), momentum sudut (L), dan momen inersia (I).
Seorang ballerina memulai gerakan berputar (pirouette) dengan memberikan gaya kepada
lantai dengan menekan lantai sehingga lantai memberikan gaya yang berlawanan
kepada ballerina yang kemudian disebut dengan kopel, kopel menimbulkan torsi (τ) sehingga ia
mulai berputar. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat ballerina
berputar karena (τ = Fd). Pada saat
berputar ballerina juga memainkan gerakan tangannya yaitu merentang atau
dilipat mendekati tubuhnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengatur kecepatan
putarannya dengan mempengaruhi nilai momen inersia (I). Karena I=mr2,
maka I ~ m dan I ~ r2 . semakin besar massa
tubuh seorang ballerina maka semakin besar momen inersianya dan begitu juga
sebaliknya. Ballerina mendekap (menarik) tangannya mendekati tubuh untuk
memperkecil momen inersia sehingga ia berputar dengan cepat, kemudian ballerina
merentangkan tangannya untuk memperbesar momen inersianya sehingga ia berputar
lebih lambat lalu berhenti. Pada saat
berputar juga berlaku hukum kekekalan momentum sudut (∑L = ∑L’) karena torsi
yang bekerja pada ballerina adalah nol.
Baca selengkapnya >> Makalah Seminar Fisika Gerak Melingkar Tari Balet
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment